Saya baru pertama kali
menonton film ‘Ex Machina’ dari sci-fi. Film ini bercerita tentang mesin atau
lebih tepatnya ini adalah film psikologis atau fiksi ilmiah. Sci-fi cerdas yang
mengeksplorasi lebih jauh tentang kecerdasan buatan dan merupakan film bertema
Artificial Intelligence (A.I.). Ex Machina mengisahkan programer Caleb Smith
(Gleeson) yang diundang oleh bosnya, miliarder eksentrik Nathan Bateman
(Isaac), untuk melakukan uji turing terhadap sebuah robot yang memiliki
kecerdasan buatan (Vikander).
Film ini membahas
tentang eksistensi kecerdasan buatan dan bagaimana posisi mereka di dunia
manusia. Apa yang akan terjadi jika kecerdasan buatan tak hanya bisa meyakinkan
kita bahwa mereka sama seperti manusia, tapi menyadari bahwa mereka adalah
manusia dan punya keinginan bertahan hidup yang sama? Pertanyaan inilah yang
menjadi premis utama dari skenario Garland.
Pada film ini dimana
seorang bos bernama Nathan berniat untuk menciptakan interface yang bisa
membantu manusia mempermudah pekerjaannya. Kita ketahui bersama jika membuat
suatu interface itu tidak mudah. Dalam hal ini computer dan peralatannya harus
didesain sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan dapat membantu manusia
dalam pekerjaan sehari-hari (disesuaikan dengan tugas khusus yang diberikan).
Dan jika kita berbicara tentang interface maka akan menyinggung User
Interfacenya. User Interface disini lebih dari apa yang manusia dapat lihat,
sentuh atau dengar. User interface mencakup konsep, kebutuhan user untuk
mengetahui sistem komputer, dan harus dibuat terintegrasi ke seluruh sistem.
User interface tidak cukup hanya berpenampilan ‘bagus’ tetapi harus dapat
mendukung tugas yang dilakukan manusia dan dibuat menghindari
kesalahan-kesalahan kecil.
Pada film ini dapat
dilihat user interfacenya sudah sangat modern dan berkembang sekali dari kartu
pengenal untuk mengakses semua fasilitas dirumah seperti membuka pintu,
mengakses telpon rumah, menyalakan listrik dll, sampai sensor suara untuk
menyalakan lampu jika pemegang kartu sudah memasuki ruangannya. Memang
teknologi ini sudah ada yang menggunakannya bahkan di kantor dan kampus Universitas
Gunadarma sudah ada yang menerapkan teknologi ini. Biarpun belum semua ruangan
punya teknologi tersebut. Tetepi ini membuktikan bahwa teknologi sekarang akan
terus berkembang lagi dan lagi.
Hubungan dengan
Interaksi Manusia dan Komputer. Pada film ini user interface utama dan yang
paling utama ialah mesin atau robot. Dan penulis akan memberikan sedikit
penjelasan tentang hubungan IMK dan User Interface (Robot). Dari buku
menerangkan bahwa IMK berasal dari berbagai disiplin bidang ilmu, teknik dan
kesenian.
Pada film ini robot
yang diciptakn oleh Nathan pasti memiliki kecerdasan buatan (AI). Dari bahasa,
berpikir serta mengenal lawan bicara itu semua kecerdasan buatan yang dimiliki
robot itu di film ini. Pada ilmu komputer robot di program sesuai apa yang
dilakukan manusia atau lebih tepatnya robot bisa melakukan apa yang manusia
lakukan seperti tidur, berjalan dan berbicara. Di film ini juga menunjukan
bahwa robot bisa memiliki jiwa seni, seperti halnya Ava (nama robot difilm Ex
Machina) bisa membuat gambar dari apa yang dia lihat. Dan yang paling penting
disini robot yang diciptakan Nathan memiliki Psikologi seperti halnya manusia.
Dari emosi, seksualitas dan lain sebagainya. Ini membutktikan bahwa interaksi
manusia dan komputer bukan hanya sekedar manusia dan komputer saja, tetapi
dipengaruhi oleh faktor sosial dan organisasi.
Demikian review singkat saya tentang film Ex Machina, film yang cukup menarik dan ending filmnya yg cukup membuat saya kaget dan bingung. Sekian terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar